image
  • Kategori: Kesehatan
  • By Admin
  • 0 komentar
  • 09 Mar 2024

Pelatihan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan bagi Guru UKS

 07 Maret 2024, Telah dilaksanakan pelatihan gangguan penglihatan dan kebutaan bagi guru UKS  di Aula  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan KLU 
Pembangunan Kesehatan  merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan  pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). 

Pengelihatan  merupakan salah satu indera yang memiliki fungsi utama sebagai jalur masuk informasi, sehingga kemampuan melihat berkontribusi pada perkembangan anak, remaja, serta dewasa muda sehingga  mudah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Mata sehat merupakan kebutuhan dan hak dasar yang harus dimiliki masyarakat pada semua kelompok usia. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gangguan pengelihatan dan kebutaan merupakan hal yang sering terabaikan sehingga berdampak pada kondisi yang lebih berat, pada akhirnya dapat menurunnya produktifitas dan kualitas hidup seorang anak. 

Rekomendasi WHO dalam World Report on Vision tahun 2019, setidaknya ada  2 miliar orang hidup dengan gangguan penglihatan atau kebutaan dan 1,1 miliar orang diantaranya dengan gangguan penglihatan yang dapat dicegah namun belum tertangani secara optimal. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan mata diproyeksikan meningkat secara eksponensial dengan setengah dari populasi global diperkirakan akan mengalami gangguan penglihatan pada tahun 2050. 

Berdasarkan hasil survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) di Indonesia, sekitar 8 juta jiwa penduduk berusia diatas 50 tahun mengalami gangguan penglihatan, dimana 1,6 juta jiwa diantaranya mengalami kebutaan sedangkan 6,4 juta jiwa lainnya mengalami gangguan penglihatan sedang sampai berat. Adapun penyebab utama gangguan penglihatan pada anak terbanyak terkait dengan gangguan refraksi, dimana anak sering tidak mengetahuinya atau tidak memeberitahukan  kepada orang tuanya sehingga terlambat ditangani. Jika dilakukan upaya pencegahan dini maka pengelihatan yang optimal dapat meningkatkan peluang umur panjang dan hidup sehat, kemampuan belajar dan kualitas pendidikan, serta peluang kerja dan produktivitas seseorang. 

Beban kondisi kesehatan mata disadari memiliki dampak yang tidak proposional pada kelompok rentan, masih adanya kesenjangan dalam cakupan kualitas layanan kesehatan mata yang meliputi upaya promotif, pencegahan , pengobatan, dan rehabilitasi. Selain itu masih terbatasnya tenaga kesehatan mata terlatih dan tidak  meratanya ketersedianan tenaga kesehatan  mata serta intergrasi yang belum memadai kedalam sistim ksehatan ini menjadi tantangan untuk pengembangan program penanggulangan gangguan pengelihatan. 

Guru sekolah  yang hamper setiap hari berinteraksi  dengan anak didiknya tentu akan sangat membantu petugas kesehatan yang terbatas baik secara jumlah ataupun jangkauannnya untuk menemukan gangguan pengelihatan lebih dini sehingga anak bias segera ditangani atau guru akan membantu memberikan pengetahuan kepada anak didiknya untuk mencegah gangguan pengelihatan dan kebutaan 

Karena itu sangatlah penting memperkuat pengetahuan dan keterampilan guru sekolah untuk mengenal secara dini gangguan pengelihatan dan kebutaan pada anak melalui edukasi oleh petugas kesehatan  terlatih maka diselenggarakan “Pelatihan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan bagi Guru UKS” 

Setelah mengikuti pelatihan  ini, peserta mampu melakukan edukasi dan skrining gangguan pengelihatan dan kebutaan pada anak didiknya di sekolah sesuai kewenangannya, serta memberikan rujukan ke Puskesmas 
 
SALAM SEHATTT

Komentar

Komentar

isi data dibawah untuk komentar